Politik Ketok Pintu


Black In News, ini bukan reality show terbaru di tivi. Tapi ini political reality. Kalau reality show Ketok Pintu di tv 7 awal tahun 2000-an berisi perbincangan host dengan artis yang baru bangun tidur, beda sekali dengan ketuk pintu yang satu ini.

Ini adalah hajatan Partai Keadilan Sejahtera jelang pemilu. Sebenarnya ini bukan barang baru bagi PKS. Mereka sudah melakukan ini sejak lama. Saat menghantarkan pasangan HADE ke kursi gubernur Jawa Barat, mereka lakukan cara ini pula. Dan..sukses.

Mereka akan ketuk pintu rumah-rumah warga, bersilaturahmi sambil memperkenalkan partai beserta sejumlah nama calegnya dalam pemilu.

Di Jakarta, PKS menargetkan satu juta rumah akan diketok pintunya sebelum Pemilu. Jumlah yang tak sedikit, namun juga baru sepersekian rumah warga ibukota. Tercapaikah? Saya yakin dengan mesin partai PKS yang selama ini solid, jumlah itu akan mudah digapai.

Tapi bukan perkara jumlah yang ingin saya soroti, tapi cara berpolitiknya itu. Saya terkesan dengan caranya yang sangat membumi. Cara macam ini memiliki potensi keberhasilan lebih tinggi, karena calon pemilih di’wongke’, disapa, disentuh emosinya. Beda sekali dengan cara tebar iklan di mana-mana dan sejuta spanduk yang hanya mengotori kota. Cara yang sangat personal berpotensi lebih mengena, diingat dan syukur-syukur dipilih.

Memang bukan hanya PKS saja yang menggunakan pendekatan ini untuk menjaring simpati. Kabarnya Partai Amanat Nasional pun bakal melakukan apa yang mereka sebut sebagai direct selling. Beredar dari rumah ke rumah untuk mengenalkan program partainya.

Cara ini sebenarnya juga sudah lama dipraktekkan di negeri maju. Saat pemilu Amerika, ribuan relawan Partai Demokrat terjun ke lapangan ikut mensosialisasikan siapa itu Obama. Caranya persis sama, mengetuk pintu rumah warga, menjelaskan apa programnya sembari membagikan selebaran mengenai sosok Obama.

Memang tim kampanye Obama tak hanya menggunakan satu cara untuk menjaring suara, dia juga menggunakan media cetak, tv, hingga internet. Namun politik ketuk pintu diakui jauh lebih membekas, memberi sentuhan personal pada calon pemilih. Daripada sibuk memberi uang, sembako, atau mengotori kota dengan aneka macam spanduk, ketuk pintu jauh lebih santun, berbudaya.

Jadi Black Community, tinggal kita tunggu siapa jawaranya politik ketok pintu di pemilu mendatang….

One thought on “Politik Ketok Pintu

Leave a comment